Simulus dan Silecek |
- Si 100.000 : "kenapa badan mu begitu lesu, kotor dan bau amis?"
- Si 1.000 : "karena begitu keluar dari bank, aku langsung ketangan orang-oran-orang bawahan, dari tukang becak, tukang sayur, penjual ikan hingga ke tangan pengemis. Kalau kamu, kenapa kelihatan begitu baru, rapi dan masih bersih"?
- Si 100.000 : "karena begitu keluar dari bank, aku langsung disambut wanita cantik dan beredarnya pun di restauran mahal, di bandara, di mall dan hotel berbintang. Keberadaanku selalu dijaga dan jarang keluar dari dompet."
- Si 1.000 : "Begitukah ?"
- Si 100.000 : "tentu saja, karena akau lebih baik darimu, nominalku lebih besar, sehingga aku dijaga dan dipelihara orang."
- Si 1.000 : "tapi pernahkah engkau mampir ke tempat ibadah?''
- Si 100.000 : (terdiam...) Jarang sih, bahkan banyak diantara kami yang belum pernah mampir kesana."
- Si 1.000 : "Sayang sekali, ketahuilah, walaupun keadaanku seperti ini, setiap Jum'at aku selalu mapir dimasjid-masjid dan di di tangan anak yatim. Karena itu, aku selalu bersyukur kepada Nya. Aku dipandang manusia bukan sebuah nilai, tapi yang mereka pandang adalah sebuah manfaat..."
Akhirnya menagislah uang 100.000 karena merasa besar, hebat dan tinggi nilainya tetapi tidak begitu bermanfaat selama ini. Ternyata nilai besarnya justru menjadi penghalangnya mampir ketempat ibadah, sementara uang 1.000 walaupun bernilai kecil, dia selalu digunakan orang untuk hal-hal yang bermanfaat.
Sekedar renungan dan intropeksi, semoga kita teramsuk orang yang selalu mensyukuri nikmat dan memberikan manfaat.
Semoga bermanfaat.
Sekedar renungan dan intropeksi, semoga kita teramsuk orang yang selalu mensyukuri nikmat dan memberikan manfaat.
Semoga bermanfaat.
Artikel nya bagus Mas, Saya jadi mengena banget.
BalasHapusOh iya, Blog Mas sudah saya Follow, jika berkenan Follback juga blog saya http://mukeu.blogspot.com/
sangat memotifasi mas :D
BalasHapuskunjungi blog saya juga ya mas
http://alfandoi.blogspot.com/
All : Kunbal Sukses ;)
Hapus