Mengenal dan Mendidik Anak Hiperaktif

Hiperaktif
Pada kesempatan ini saya akan mengshare artikel mengenai Cara Mengenal dan Mendidik anak Hiperaktif, saya mendapatkan artikel ini dari berbagai sumber lalu saya rangkum. Saya memang sedang mencari solusi untuk menangani anak saya karena sikecil termasuk anak yang Hiperaktif, semoga artikel ini dapat berguna buat keluarga saya pribadi dan tentu untuk anda semua.

MENGENAL TIPE ANAK HIPERAKTIF

Ibu mana yang tidak senang bila melihat anaknya aktif dan ceria. Tapi kalau aktifnya melebihi batas kewajaran anak-anak seusianya, tentu akan membuat Ibu mulai khawatir dan kesulitan untuk menanganinya. Misalnya, saat ingin diberi makan anak selalu berlarian kesana kemari tidak bisa diam, kerap berlompatan ke segala arah tak kenal lelah sampai Ibu kewalahan mengejarnya.

Melihat anak yang aktif tingkat tinggi seperti itu, mungkin Ibu menjadi sering memarahinya, membentak, atau bahkan melakukan hukuman fisik (misal: mencubit) agar anak menjadi diam atau tenang.

Tapi Ibu, sebenarnya tindakan seperti itu bukan solusi yang baik. Bagaimanapun direpotkannya kita, anak tidak pernah berniat jahat dengan tindakannya seperti itu. Mereka hanya berekspresi dan menganggapnya sebagai aktivitas yang wajar dan menyenangkan hatinya. Sehingga kasihan sekali kalau dibentak atau dihukum.
Agar dapat bertindak lebih tepat terhadap sikap aktif yang berlebihan atau hiperaktif sang buah hati, ada baiknya kita mengetahui tiga tipe dari hiperaktif sebagai berikut:

1. Tipe hiperaktif implusif
Anak yang mengalami hiperaktif implusif biasanya lemah dalam merespon. Perilaku implusif ditandai dengan melakukan sesuatu yang sulit untuk dikendalikan, seperti terlalu enerjik, lari ke sana ke mari, melompat seenaknya, memanjat-manjat, banyak bicara dan berisik. Selain itu, ia juga biasa melakukan segala sesuatunya tanpa pertimbangan dan sering kali ditunjukkan ketidaksabaran.

2. Tipe hiperaktif inatensi 
Biasanya anak dengan hiperaktif seperti ini tidak mampu memusatkan perhatian secara utuh, tidak mampu mempertahankan konsentrasi. Selain itu, mudah beralih perhatian dari satu hal ke lain hal, sering melamun, sulit diajak berbicara atau menerima instruksi karena perhatiannya terus berpindah-pindah, pelupa dan kacau.

3. Tipe hiperaktif kombinasi
Biasanya anak kurang memperhatikan aktifitas dan mengkuti permainan atau dalam menjalankan tugasnya karena perhatiannya mudah terpecah. Selain itu, sering berubahnya pendirian yang ada di diri si anak, dan dalam melakukan sesuatu selalu aktif secara berlebihan.

Beda Anak Nakal dan Anak Hiperaktif

Apa yang membedakan anak nakal/anak dengan GTL dengan anak hiperaktif?
Anak nakal/dengan GTL mampu berkonsentrasi, bahkan mampu memimpin, merencanakan dan bisa diterima oleh sebagian anggota masyarakat (yang mau dipimpinnya), sedangkan anak hiperaktif tidak bisa memimpin dan tidak bisa diterima masyarakat.
Anak dengan GTL membatasi aktivitasnya sebab ia bisa kelelahan, dan aktivitasnya sering memang berdasarkan rencana yang runut. Anak hiperaktif tampak hampir tak pernah merasa kelelahan, ia bagaikan mesin yang terus dipacu untuk bergerak.
Yang jelas, anak dengan GTL keadaan otaknya normal, sedangkan anak hiperaktif tidak normal.


MENDIDIK ANAK HIPERAKTIF

• Berusaha lebih tegas kepada anak
Ajarkan disiplin pada anak hiperaktif, agar ia dapat mengatur dirinya dengan baik. Dengan cara bagaimana? Yakni memberitahu si anak bahwa Ibu tidak menyukai beberapa tingkah lakunya. Selain itu, Ibu juga bisa melibatkan anggota keluarga untuk menjaga anak secara ketat dan tegas. Namun Ibu, berindak tegas bukan berarti kita lantas sering menghukumnya secara fisik ya. Tetap perlihatkan bahwa Ibu melakukannya karena sayang padanya.

• Disiplin
Sebaiknya Ibu mulai mengajak anak untuk menerapkan pola hidup disiplin. Ibu bisa memberi contoh terlebih dulu, jadikan Ibu sebagai role model (pelaku) agar si anak bisa mengikuti pola hidup disiplin yang sudah Ibu buat. Aturan ini tentu akan membuat si anak lebih fokus pada aturan-aturan yang Ibu berikan. Dalam mengajari anak tentang pola disiplin, jangan bosan untuk terus-menerus mengulangi hal-hal yang dengan cepat dapat dipelajari dan diingat oleh anak normal.

• Menciptakan kegiatan kreatif
Kesibukan orangtua seringkali membuat anak menjadi kurang perhatian. Karena itu luangkan waktu buat anak. Misalnya, mengajak dia melakukan kegiatan kreatif seperti membaca buku, melukis atau menyanyi. Kegiatan ini bisa menenangkan anak yang hiperaktif. Selain itu, ibu juga bisa mengajaknya pergi ke taman agar dia bisa menikmati waktu bermainnya.

• Mengajaknya Berolahraga
Ibu bisa mengajak si buah hati berolahraga selain berguna untuk menyehatkan tubuh juga bisa mengurangi hiperaktif. Salah satu olahraga sederhana yang dapat dilakukan adalah senam di rumah dengan diiringi musik.

• Melakukan Terapi Edukasi
Pengelolaan lain yang juga esensial adalah terapi perilaku dan edukasi, antara lain:
- latihan kedisiplinan dengan pola hadiah/pujian dan hukuman
- penyederhanaan materi pelajaran
- fokus pada apa yang bisa menimbulkan minat dan kesukaan
- metode dan pendekatan yang penuh variasi dan peraga yang menarik dan berubah-ubah
- perhatian dan kasih sayang
Beberapa prinsip pengajaran antara lain:
- jauhkan anak dari hal-hal yang bisa menyimpangkan perhatian selama di kelas, seperti gambar-gambar, mainan, jendela yang mengarah ke luar, teman-teman yang bisa menarik perhatian.
- jika ada dalam satu kelas dengan anak lain (yang normal) hendaknya ia diberikan teman duduk atau teman main yang mau mengerti keadaannya dan bertoleransi. Tempatkan ia di depan sehingga perhatiannya hanya tertuju kepada guru, tak terganggu adanya anak-anak lain.
- tekankan pada disiplin dan kerja sama/interaksi, misalnya dalam kelompok-kelompok kecil.

Pada prinsipnya anak hiperaktif harus ditangani sedini mungkin sebab ada kecenderungan makin lama akan makin menjadi-jadi.
Mengenali Anak Hiperaktif
Jadi, bagaimana kita mengenali anak hiperaktif?
Di sekolah anak hiperaktif bisa dikenali antara lain pada anak yang memperlihatkan gejala-gejala:
- sering tidak mampu menyelesaikan tugas guru, terutama yang memerlukan konsentrasi dalam waktu lama, walaupun bentuknya permainan.
- jika diajak berbicara sulit memperlihatkan perhatian kepada lawan bicaranya.
- mudah berubah perhatian terutama jika ada bentuk stimulus dari luar.
- menjawab atau berkata spontan tanpa pikir, sering tidak ada hubungannya dengan yang sedang menjadi topik pembicaraan.
- di tempat duduk sering gelisah, suka bergerak; sulit mempertahankan diri untuk diam lebih dari lima menit.
- sering melontarkan pertanyaan tak bermakna selama pelajaran.
- suka mengganggu teman-temannya, membuat gaduh, tidak mudah menurut tata disiplin kelas.

Kepada anak semacam ini harus anda harus melakukan penanganan serius dan profesional. Guru maupun orang tua harus mendapat bimbingan khusus. Jika sudah waktunya mendapat obat-obatan, anak harus segera ditangani tenaga medis yang andal.
Jadi, Anda sudah tahu apa yang harus Anda lakukan, bukan?

Semoga Bermanfaat

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan sobat tinggalkan jejak di bawah ini...NO.SPAM
Dengan Memberikan Komentar Secara Otomatis akan Mendapatkan Pagerank, Traffic dan Backlink.