Tidak bisa dipungkiri produsen otomotif dunia sangat gencar dan fokus melakukan penjualan produknya di China. Sebab, negeri Tirai Bambu itu merupakan pasar terbesar saat ini.
Namun, tidak semua produsen otomotif bisa sukses merebut pasar di negara berpaham komunis tersebut, seperti yang dialami Harley-Davidson. Pabrikan motor asal Amerika Serikat itu merasa kesulitan menjual motor besar mereka di sana.
Seperti dilansir Chinacartimes, Rabu 21 September 2011,
lesunya penjualan dari produsen motor besar Harley-Davidson di China, disebabkan adanya anggapan jika motor ini memiliki 'kasta' yang lebih rendah bila dibandingkan dengan mobil.
Selain itu, sebagian besar kota di China, sejak tahun 1990-an, melarang mengendarai motor terutama karena polusi dan kebisingan yang mungkin ditimbulkan oleh kendaraan roda dua. Ada sekitar 100 kota di China termasuk Beijing dan Shanghai yang membatasi pergerakan motor di kotanya.
Shanghai telah melarang sepeda motor berjalan di jalan raya. Sementara Beijing sudah tidak lagi mengeluarkan STNK untuk motor baru sejak tahun 1985. Dan Guangzhou melarang sepeda motor pada tahun 2007.
Dua faktor itulah yang membuat penjualan Harley di China anjlok. Tahun lalu, Harley hanya sanggup melepas 268 unit motor saja. Padahal di Milwaukee, kota kelahiran motor ini, yang hanya memiliki penduduk sebesar 595.000 jiwa, sanggup menjual 500 lebih motor dalam setahun.
Raihan angka penjualan Harley, kalah telak dengan Honda yang menjual motor ber-cc kecil serta skuter. Pabrikan asal Jepang ini yang mampu menjual 1,29 juta unit di China.
"Para konsumen China tidak familiar mengendarai motor di waktu luang. Mereka selalu melihat kendaraan roda dua sebagai transportasi dan kendaraan untuk bekerja," kata Chief Executive Officer Harley-Davidson, Keith Wandell.
Pengusaha Shanghai Calvin Chen, yang memiliki Harley-Davidson V-Rod Muscle, menilai peraturan yang dimiliki pemerintah China sangatlah tidak adil.
"Peraturan yang sakit. Ada banyak jalan yang Anda tidak bisa lewati, dan aturan-aturan bisa berbeda dari tempat ke tempat," sesalnya.
Sepeda motor memang sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat di China. Saat ini, mereka lebih memilih mobil yang harganya semakin murah.
Situasi tersebut, membuat China menjadi pasar mobil terbesar di dunia setelah melewati penjualan mobil Amerika Serikat. Diperkirakan akan ada lebih dari 14 juta mobil yang terjual tahun ini.
Namun, tidak semua produsen otomotif bisa sukses merebut pasar di negara berpaham komunis tersebut, seperti yang dialami Harley-Davidson. Pabrikan motor asal Amerika Serikat itu merasa kesulitan menjual motor besar mereka di sana.
Seperti dilansir Chinacartimes, Rabu 21 September 2011,
lesunya penjualan dari produsen motor besar Harley-Davidson di China, disebabkan adanya anggapan jika motor ini memiliki 'kasta' yang lebih rendah bila dibandingkan dengan mobil.
Selain itu, sebagian besar kota di China, sejak tahun 1990-an, melarang mengendarai motor terutama karena polusi dan kebisingan yang mungkin ditimbulkan oleh kendaraan roda dua. Ada sekitar 100 kota di China termasuk Beijing dan Shanghai yang membatasi pergerakan motor di kotanya.
Shanghai telah melarang sepeda motor berjalan di jalan raya. Sementara Beijing sudah tidak lagi mengeluarkan STNK untuk motor baru sejak tahun 1985. Dan Guangzhou melarang sepeda motor pada tahun 2007.
Dua faktor itulah yang membuat penjualan Harley di China anjlok. Tahun lalu, Harley hanya sanggup melepas 268 unit motor saja. Padahal di Milwaukee, kota kelahiran motor ini, yang hanya memiliki penduduk sebesar 595.000 jiwa, sanggup menjual 500 lebih motor dalam setahun.
Raihan angka penjualan Harley, kalah telak dengan Honda yang menjual motor ber-cc kecil serta skuter. Pabrikan asal Jepang ini yang mampu menjual 1,29 juta unit di China.
"Para konsumen China tidak familiar mengendarai motor di waktu luang. Mereka selalu melihat kendaraan roda dua sebagai transportasi dan kendaraan untuk bekerja," kata Chief Executive Officer Harley-Davidson, Keith Wandell.
Pengusaha Shanghai Calvin Chen, yang memiliki Harley-Davidson V-Rod Muscle, menilai peraturan yang dimiliki pemerintah China sangatlah tidak adil.
"Peraturan yang sakit. Ada banyak jalan yang Anda tidak bisa lewati, dan aturan-aturan bisa berbeda dari tempat ke tempat," sesalnya.
Sepeda motor memang sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat di China. Saat ini, mereka lebih memilih mobil yang harganya semakin murah.
Situasi tersebut, membuat China menjadi pasar mobil terbesar di dunia setelah melewati penjualan mobil Amerika Serikat. Diperkirakan akan ada lebih dari 14 juta mobil yang terjual tahun ini.
• VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar
Silahkan sobat tinggalkan jejak di bawah ini...NO.SPAM
Dengan Memberikan Komentar Secara Otomatis akan Mendapatkan Pagerank, Traffic dan Backlink.